Eco-Pesantren Melalui Pengelolaan Sampah Bernilai Ekonomi (Dalam Teori Dan Praktik)

Buku dengan judul “Eco-Pesantren Melalui Pengelolaan Sampah Bernilai Ekonomi (Dalam Teori Dan Praktik)” merupakan buku yang memiliki latar belakang dari sebuah penelitian yang telah dilakukan pada dua pesantren yaitu, Pondok Pesantren Annuqayah Sumenep dan Pondok Pesantren Tebuireng Jombang. Kedua pesantren ini memberikan contoh nyata dalam pengelolaan sampah di lingkungan pesantren yang mampu memberikan dampak luar biasa bagi pesantren. Dampak yang dirasakan tidak hanya lingkungan yang menjadi lebih bersih, nyaman, rapih, tetapi dampak ekonomi juga muncul dari perubahan sampah menjadi barang yang bernilai ekonomi. Hal ini merupakan sebuah upaya dan nilai tambah bagi pesantren karena mampu mengelola sampah yang dihasilkan setiap harinya dengan usaha yang dilakukan dalam pesantren itu sendiri.

Hasil dalam buku ini didapatkan melalui penelitian dengan menjelaskan teori dan praktek yang ada di lapangan. Teori terkait Konsep Kebijakan, Eco-Pesantren, Pengelolaan Sampah. Pertama, dalam Pondok Pesantren Tebuireng Jombang terdapat 3 indikator eco-pesantren yang telah berjalan, Pengembangan Pondok Pesantren Ramah Lingkungan, Pengembangan Kurikulum Berbasis Alam, dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Pendukung Pondok Pesantren, serta dalam implementasi Bank Sampah Tebuireng (BST) menerapkan 2 metode pengelolaan sampah yaitu Reduce dan Recycle. Kedua, dalam Pondok pesantren Annuqayah Lubangsa Sumenep terdapat 4 indikator yang dijalankan, Pengembangan Pondok Pesantren Ramah Lingkungan, Pengembangan Kurikulum Berbasis Alam, Pengembangan Ekstrakurikuler Tadabbur Alam, dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Pendukung Pondok Pesantren, serta dalam implementasi Laboratorium UPT. Jatian menerapkan 3R metode pengelolaan sampah yaitu Reuce, Reuse, Recycle. Dalam buku ini menjelaskan terdapat dampak bagi masing-masing pondok pesantren. Pertama, Pondok Pesantren Tebuireng Jombang melalui Bank Sampah Tebuireng (BST) telah memberikan solusi atasi sampah bagi internal maupun ekternal pesantren, membangun pola pikir masyarakat internal pentingnya menjaga lingkungan, apresiasi pondok pesantren dalam kontribusi menjaga lingkungan, serta memberikan dampak ekonomi dari hasil penjualan sampah. Kedua, Pondok Pesantren Annuqayah Lubangsa Sumenep melalui Laboratorium UPT. Jatian mampu membangun pola pikir internal maupun ekternal pesantren, mendapatkan dukungan lebih dari pihak eksternal, apresiasi pondok pesantren dalam kontribusi kepedulian lingkungan, dan dampak ekonomi dari hasil penjualan sampah.