Mentari Terbit di Kota Industri: Sejarah Universitas Muhammadiyah Gresik

Hanya ada tiga hari dalam kehidupan. Hari esok menjadi sejarah yang tak pernah terulang, hari ini adalah kepastian, dan hari esok masih menjadi misteri. Tulisan ini menguak secuil hari yang tak pernah terulang kembali namun benih-benih riak yang masih teringat, tertulis dan tertinggal untuk memberikan kenangan, inspirasi dan motivasi bagi hari ini dalam rangka menghadapi hari esok.
Tentu mengembalikan hari yang sudah berlalu tidak sebagaimana aslinya karena penulis tidak memiliki lorong waktu untuk kembali, sehingga mohon maaf apabila terdapat ketidaksempurnaan dalam menceritakan Mentari di Kota Industri ini.
Pendirian Amal Usaha Muhammadiyah penuh dengan cerita yang heroik dibalik berkembang pesatnya seperti sekarang ini baik nasional maupun internasional. Asa, upaya, keringat, harta, dan waktu para pendiri lebih diutamakan untuk berkembang pesatnya Amal Usaha daripada kehidupan peribadi. Filosofi nilai “hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup di Muhammadiyah” yang ditinggalkan oleh pendiri KH. Achmad Dahlan mengalir deras dan mendalam hingga rusuk tulang kader para penggagas dan pendiri-pendiri amal usaha termasuk punggawa Universitas Muhamamdiyah Gresik.
Banyak pribadi maupun kelompok yang mungkin tak dapat tersentuh karena dalamnya berkas, atau ingatan hingga terlewat dalam barisan cerita sejarah bukanlah sebuah kesengajaan. Karena tak mungkin 44 tahun perjalanan dapat ditampung dalam lembaran-lembaran buku tipis dihadapan anda. Penulis berharap kalaulah guritan kebaikan yang terlewat, semoga senantiasa terbalaskan oleh sang pencipta dengan artefak-artefak sebagai saksinya.
Peranan para Pimpinan Pusat, Wilayah, Daerah dalam menyemai berdirinya universitas.